Kamis, 23 Mei 2013

Cara Tepat Menghadapi Anak Pemalu agar Lebih Berpartisipasi di Sekolah Bagian ke 1

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Sebagai orang tua, kita harus mengetahui cara tepat menghadapi anak pemalu sejak dini. Telitilah kondisi anak sejak usia dini. Masa-masa pra sekolah dan TK adalah kesan pertama anak bersekolah. Periode ini merupakan titik dimana anak memasuki awal dari pendidikan di tahun-tahun depan kehidupannya. Beberapa anak menganggap sekolah menyenangkan sehingga akan terlihat sangat bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan. Anak pemalu merasa masa sekolah adalah saat dimana aktivitas dan keterasingan mengelilinginya. Hal inilah yang kemudian membuat mereka menolak untuk berbicara di kelas, menyendiri atau bermain sendiri di sudut ruangan. Untuk itu kita harus bisa menemukan cara yang tepat untuk menghadapi anak pemalu. Pastinya mayoritas orang tua ingin menemukan cara tepat untuk menghadapi anak pemalu. Kuncinya adalah jangan terlalu memaksa anak apalagi jika masih di usia pra sekolah. Di usia ini harusnya anak hanya belajar bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya dan bergabung dalam aktivitas kelompok.


Kebanyakan anak usia pra sekolah merasa lebih nyaman untuk mengamati dan menirukan daripada secara langsung bermain dengan teman-temannya. Jika guru dan orang tua tidak peka dalam menghadapi anak pemalu maka anak akan sulit meningkatkan rasa percaya dirinya. Anak pra sekolah dan TK diuji untuk merasakan hal baru, peraturan tentang tingkah laku dan hal lainnya. Hal ini tentu saja membutuhkan proses dan waktu untuk penyesuaian. Selain itu anak juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda, ada yang pemberani dan ada juga yang pendiam. Karena itu kita harus menghadapi anak pemalu secara natural. Menjadi pemalu adalah hal yang normal mengingat anak akan menghadapai jadwal rutin yang baru, guru baru, kelas dan teman baru. Tip menghadapinya adalah dengan membiarkan anak mengembangkan cara mencari kenyamanannya. Salah satu cara tepat menghadapi anak pemalu adalah tidak membesar-besarkan masalah ini terutama jika si kecil masih berusia muda. Biarkan proses pembelajarannya terjadi secara alamiah dan akhirnya anak akan bisa menikmati pengalamannya.


Ada berbagai cara untuk menghadapi anak pemalu. Salah satunya adalah berbicara dengan guru. Sebagai orang tua, kita harus membina komunikasi yang baik dengan guru untuk bisa membantu anak di sekolah. Mulailah dengan membandingkan catatan antara tingkah anak di rumah dan di sekolah. Kumpulkan informasi bersama dengan guru dan carilah cara agar ruang kelas bisa menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. Cara berikutnya adalah dengan membawakan hal yang disukai anak ke sekolah. Misalnya anak tertarik dengan kupu tapi kupu jarang sekali dibicarakan di sekolah maka biarkan dia membawa koleksinya ke sekolah. Komunikasikan hal ini dengan guru agar ditemukan cara yang tepat untuk menghadapi anak pemalu. Balita tidak perlu melakukan presentasi formal, berikan kesempatan pada anak untuk berbicara atau menjawab pertanyaan.Gunakan koleksi anak sebagai bahan diskusi dan materi tambahan agar anak bisa melihat, menyentuh dan lebih mengetahui topik kupu-kupu dengan lebih nyata. Cara ini sangat efektif menghadapi anak pemalu agar bisa lebih berpartisipasi di sekolah.


Cara Tepat Menghadapi Anak Pemalu agar Lebih Berpartisipasi di Sekolah Bagian ke 1


Menghadapi anak pemalu juga bisa kita lakukan dengan datang ke sekolah. Sesekali datang dan sertai anak di kelas untuk sekedar melakukan pengamatan mengenai tingkah anak saat di kelas. Sebagian besar anak akan merasa bahwa kunjungan dari orang tua adalah sesuatu yang spesial. Dengan demikian kita akan bisa lebih mengetahui secara nyata apa yang sebenarnya terjadi di kelas. Cara berikutnya dalam menghadapi anak pemalu adalah dengan memantau dan terus berupaya membantu anak. Jika kegiatan yang dilakukan di kelas terlihat sulit untuk diikuti anak maka kita bisa berbicara dengan guru agar lebih menyederhanakannya. Hal ini perlu agar anak tidak menjadi frustasi dan merasa tertinggal. Pada intinya masa prasekolah adalah memberikan panduan dasar agar para murid bisa berkompetisi dalam dunia sekolah nantinya.


Menghadapi anak pemalu juga bisa kita lakukan dengan memastikan bahwa anak merasa tertantang saat di sekolah. Seringkali aktivitas di sekolah justru membosankan bagi anak karena dinilai terlalu mudah atau monoton. Jika hal ini yang terjadi maka kita bisa bekerjasama dengan guru untuk memberikan kegiatan yang lebih menantang. Mungkin guru bisa menyediakan materi pengajaran yang lebih bervariasi agar anak merasa lebih tertantang dan ingin lebih berpartisipasi saat berada di kelas. Yang perlu diingat dalam menghadapi anak pemalu adalah tidak membebankan tanggung jawab sepenuhnya kepada guru. Sebagai orang tua kita harus membantu anak saat berada di rumah. Lakukan aktivitas yang disukainya bersama-sama di rumah. Berikan kesempatan bagi anak untuk berlatih tapi jangan terlalu membebaninya. Kuncinya adalah membangun kepercayaan diri anak dengan tidak terlalu memaksakan diri. Balita di usia dini cenderung menguasai kemampuan baru di level yang berbeda. Suasana rumah yang nyaman bisa kita gunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Pastinya pengasuhan model ini akan sangat membantu menghadapi anak pemalu.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop



Cara Tepat Menghadapi Anak Pemalu agar Lebih Berpartisipasi di Sekolah Bagian ke 1

Selasa, 21 Mei 2013

10 Cara Sempurna untuk Menghadapi Anak yang Tertutup

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Seringkali kita sebagai orang tua tidak menyadari bahwa anak kita tergolong anak yang tertutup hingga pada akhirnya kesulitan untuk menghadapi anak yang tertutup. Luangkan waktu sejenak untuk mengamati kegiatan dan interaksi si kecil saat berkumpul dengan teman sebayanya baik itu saat di rumah atau di sekolahnya. Jika si kecil terlihat cenderung menyendiri dan berada di suatu tempat sendirian sementara teman-temannya yang lain asyik bersama maka bisa dipastikan si kecil memiliki masalah. Untuk ini kita harus segera menemukan cara tepat untuk menghadapi anak yang tertutup dan membantunya untuk bisa menjadi individu yang lebih baik dan bisa berbaur dengan lingkungannya. Masalah inilah yang kemudian membuatnya menyendiri diantara teman-temannya. Seringkali kita tidak menyadari ketertutupan anak karena si kecil nampak bisa berinteraksi dengan baik dengan saudaranya. Untuk menghadapi anak yang tertutup maka kita dituntut untuk bisa lebih terbuka dalam pola-pola berinteraksi dengan mereka.


Sebenarnya anak yang tertutup ini tidak selalu menjadi anak yang pendiam dan tidak mau bergaul. Hanya saja kita harus mengerti bagaimana cara tepat menghadapi anak yang tertutup agar pada akhirnya mau untuk bergaul bersama yang lainnya. Anak yang tertutup biasanya cenderung mengerjakan tugas sekolahnya sendiri dibandingkan bersama-sama dengan teman sekelasnya. Tidak hanya itu, anak dengan kepribadian seperti ini juga akan merasa lebih nyaman untuk berada dalam kelompok kecil dibandingkan kelompok yang besar. Kita bisa membantu anak dengan masalah ketertutupan ini waktu yang lebih banyak agar bisa beradaptasi dan bergabung dengan kelompok. Sebenarnya menghadapi anak yang tertutup cukup mudah jika kita mengetahui triknya. Jangan terlalu memaksa anak agar cepat beradaptasi. Berikan waktu yang memadai agar nantinya dia bisa menjadi anak yang terbuka dengan sendirinya begitu merasa mulai nyaman dengan lingkungannya.


Orang tua dan guru seringkali salah mengartikan ketertutupan anak. Ahli anak menyatakan bahwa orang tua, guru dan orang dewasa di sekeliling anak yang tertutup harus berhenti memaksanya untuk menjadi seorang individu yang bukan dirinya. Cara tepat menghadapi anak yang tertutup adalah membantu mereka menemukan kekuatannya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk memahami dan meningkatkan potensi anak yang tertutup:


1. Jangan hanya menerima anak apa adanya. Temukan potensi diri anak yang sebenarnya.


Temukan hal yang menarik perhatian anak. Hal ini bisa menjadi cara tepat untuk menghadapi anak yang tertutup karena anak bisa menjadi sangat fokus,bersemangat dan menyenangkan jika dipertemukan dengan hal yang disukainya.


2. Anak yang tertutup biasanya memiliki kapasitas untuk mengembangkan ketertarikan yang besar. Temukan dan tingkatkan antusiasmenya.


Berikan kesempatan bagi anak untuk mengenal berbagai macam kegiatan agar bisa memilih aktivitas yang menarik perhatian anak yang tertutup. Jika kita bisa menemukannya maka kita akan bisa mengembangkan kemampuan anak. Hal yang penting dalam menghadapi anak yang tertutup adalah menjadi ornag tua dengan pemikiran yang terbuka. Suatu kegiatan mungkin berhasil bagi sebagian besar anak namun belum tentu si kecil yang tertutup bisa mendapatkan manfaat yang sama.


 3. Jika diri kita adalah orang yang tertutup maka kita bisa mencoba terapi atau bimbingan lain.


Kita tidak akan mungkin bisa menghadapi anak yang tertutup jika diri kita sendiri adalah individu yang tertutup. Anak akan mengadaptasi cara kita dalam memandang rendah diri kita sendiri. Cobalah untuk melakukan terapi atau bimbingan konseling untuk merubah pola pikir kita terhadap gambaran diri kita sendiri. Jika kita tidak memiliki uang maka kita bisa mencoba dengan cara yang mudah yaitu memandang bahwa hal yang tidak kita sukai pada diri kita adalah satu paket dengan hal yang paling kita sukai pada diri kita.


4. Jika kita adalah orang yang tertutup maka jangan memproyeksikan sejarah kehidupan kita kepada anak.


Seringkali orang tua dalam masa kecilnya mengalami kenyataan pahit sehubungan dengan ketertutupannya. Jangan pernah berpendapat bahwa hal ini jugalah yang terjadi pada si kecil atau anak tidak akan pernah bisa menghadapi hidupnya. Hal terbaik untuk menghadapi anak yang tertutup adalah mempercayai kualitas yang ada pada anak. Ajarkan pada anak kita tentang keahlian-keahlian yang dibutuhkannya untuk mengatasi tantangan yang ada.


5. Jika si kecil merasa tidak nyaman untuk mencoba hal baru atau bertemu dengan orang baru maka kuncinya adalah pengenalan yang bertahap.


Metode tepat menghadapi anak yang tertutup adalah dengan menghormati keterbatasannya.Cobalah untuk mengerti arti tertutup dan memberitahunya bahwa perasaan ini adalah normal dan alamiah jadi tidak ada yang perlu ditakuti. Saat anak berani mengambil resiko untuk berinteraksi secara sosial maka kita harus menunjukkan kekaguman dan kebanggaan kita atas usahanya.


6. Jika anak kita pemalu atau tertutup maka jangan pernah membiarkan dia mendengar kita memanggilnya dengan label ini.


Memberikan label ‘si pemalu’ atau ‘tertutup’ jelas cara yang salah untuk menghadapi anak yang tertutup. Pelabelan ini justru akan membuat anak merasa bahwa kegugupan ini sebagai suatu hal yang tidak terbantahkan daripada sekedar suatu bentuk emosi yang bisa dia pelajari untuk dikontrol. Menghadapi anak yang tertutup akan jauh lebih sulit jika lingkungan dan orang sekitarnya juga ikut-ikutan melabeli dia.


10 Cara Sempurna untuk Menghadapi Anak yang Tertutup1


7. Ajak anak pergi ke acara-cara sosial seperti pesta ulang tahun, gathering dan sebagainya.


Cara ini ampuh untuk menghadapi anak yang tertutup. Biarkan anak merasa bahwa anak lain bisa bergabung dalam dunia miliknya daripada membuat kelompok-kelompok baru. Jika anak merasa gugup sebelum sekolah dimulai maka kita bisa mengajaknya untuk melihat ruang kelas dan bertemu dengan gurunya.Biarkan anak mencoba beberapa mainan dan hal lainnya untuk mengatasi rasa gugupnya.


8. Ajarkan anak untuk bisa berdiri di atas kakinya sendiri atau mandiri.


Sangat baik jika kita bisa mengajarkan anak untuk bisa mandiri sejak dini. Ini penting dalam menghadapi anak yang tertutup agar berani mengemukakan pemikirannya sendiri tanpa harus selalu bergantung pada kita untuk membantu anak.


9. Bersyukurlah jika kita memiliki anak yang dikategorikan sebagai ‘anak anggrek’.


Anak anggrek adalah sebutan bagi anak yang memiliki sensitivitas tinggi. Kita harus mengetahui cara yang tepat untuk menghadapi anak yang tertutup. Kesensitivitasan ini meliputi sensitif terhadap cahya, suara, pengalaman emosional dan situasi baru. Anak seperti ini asalkan dibesarkan dalam pengasuhan masa kecil yang baik maka akan bisa menjadi lebih sehat, lebih cerdas dan lebih nyaman saat dalam hubungan yang baru.


10. Hormati keinginan anak untuk memiliki waktu dan tempat untuk bermain sendiri.


Menghadapi anak yang tertutup tidak bisa disamakan dengan dengan anak lainnya. Jika suatu saat si kecil ingin waktu untuk dirinya sendiri maka kita lebih baik membiarkannya. Sedikit waktu luang untuk dirinya sendiri pasti akan bisa memberikan waktu yang cukup bagi anak untuk bisa kembali berbaur dengan lingkungan sekitarnya.


Lakukan 10 langkah diatas untuk menghadapi anak yang tertutup dan lihatlah perubahan positif yang akan terjadi nantinya.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop



10 Cara Sempurna untuk Menghadapi Anak yang Tertutup

Senin, 20 Mei 2013

5 Cara Efektif Memahami Pemikiran Anak Sejak Dini

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Sebagai orang tua kita harus pandai-pandai berkomunikasi agar bisa memahami pemikiran anak. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan dan psikologis yang mungkin timbul. Pada kenyataannya, berbagai masalah kesehatan dan mental seperti depresi, kebingungan, histeria, penyalah gunaan obat-obatan dan minumal beralkohol banyak ditimbulkan karena adanya masalah emosional yang berhubungan dengan kondisi keluarga. Mengidentifikasi masalah sedini mungkin, memahami anak dan memberikan panduan yang tepat akan bisa menuntun anak agar tidak sampai salah jalan. Sebagian besar orang tua ingin melihat anaknya sebagai pribadi yang sempurna dan begitu banyak pula ynag harus kecewa dengan kenyataan yang ada. Semua karena kurangnya kemampuan untuk memahami pemikiran anak. Kita terlalu sibuk untuk mentransfer pengetahuan dan ide-ide yang kita anggap penting bagi kehidupannya nanti tanpa berusaha untuk membiarkan mereka berkembang sembari tetap mengawasi dan memahami pemikiran anak.


Sebagian besar orang tua begitu terkejut saat semua harapan dan impiannya runtuh. Kebanyakan orang tua baru menyadari pentingnya memahami pemikiran anak saat semua sudah terlambat. Para orang tua kemudian berpikir mengenai bimbingan konseling dan juga panduan di saat semua sudah terlambat atau usia si anak sudah dewasa. Usia dewasa akan membuat mereka semakin sulit untuk bisa menerima saran karena merasa sudah besar dan bisa mengatasi masalahnya sendiri. Pada dasarnya, orang tua harus menyadari bahwa harus mempelajari cara memahami pemikiran anak sejak dini. Saat kecil kita harus menyadari bahwa dunia mereka adalah bermain dan kita harus bisa memahami dunia mereka dan berusaha berada di posisi mereka. Ajak anak untuk bisa berkomunikasi dengan terbuka agar kita lebih mudah memahami pemikiran anak saat dia beranjak remaja dimana gejolak rasa ingin diakui dan pembenaran mulai dirasakannya.  Saat anak mengalami pubertas misalnya. Anak akan memulai masa transisinya dari anak-anak ke pribadi yang matang dengan perubahan intelektual, nilai-nilai idealisme, filosofi, etika dan moral yang makin berkembang.


Memahami pemikiran anak akan jauh lebih sulit jika anak menderita beberapa kasus seperti berikut yaitu masalah sejarah keluarga yang memiliki penyakit mental, kehilangan orang tua di usia muda, latar belakang keluarga yang terpecah, memiliki analogi yang keliru, gagal di ujian akhir dsb. Jangan pernah meremehkan kapasitas dari pemikiran anak. Mungkin tidak berkembang sejauh kita sebagai orang dewasa namun mereka bisa mengulang, menganalisa dan membayangkan hal-hal dalam imajinasi mereka. Untuk bisa mengerti pemikiran mereka maka kita harus bisa mengerti imajinasi mereka. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bisa memahami pemikiran anak sejak dini sebelum mereka beranjak dewasa dan beragam masalah timbul:


  1. Dengarkan anak

Sangatlah penting bagi kita sebagai orang tua untuk mau mendengarkan jika kita ingin memahami pemikiran anak. Biarkan anak menyelesaikan kalimatnya atau ceritanya. Dengarkan dengan seksama meskipun terkadang cerita atau kalimatnya tidak berarti sama sekali.


  1. Bermainlah bersama anak

Masuki dunia imajinasi anak dan buatlah diri kita merasa nyaman. Merangkaklah seperti bayi, mengeong seperti kucing can melompat-lompat seperti monyet dan lihatlah binar-binar cahaya di matanya. Ada kebahagiaan yang mereka rasakan saat bersama kita. Hal inilah yang kemudian membuat mereka ingin berada bersama kita. Kita bisa menggunakan saat kebersamaan ini untuk memahami pemikiran anak dan mengajarkan nilai-nilai berharga dalam hidup.


5 Cara Efektif Memahami Pemikiran Anak Sejak Dini


  1. Ikutilah arahan anak

Biarkan mereka memberikan memberikan kita peran. Terkadang mereka ingin menjadi ayah atau ibu sementara kita menjadi anaknya. Saat ini sebenarnya bisa kita gunakan untuk menggali informasi bagaimana anak melihat kita sebagai orang tua. Apa yang mereka lakukan saat ini sebenarnya hanyalah cerminan dari apa yang mereka lihat mengenai diri kita. Dengan melakukan ini maka dengan sendirinya kita akan bisa memahami pemikiran anak.


  1. Beradalah seolah kita dalam posisi yang setara dengan anak secara fisik, verbal dan juga emosional.

Jika ingin anak bisa lebih mendengarkan maka akan lebih baik jika kita berbicara dengan mereka dalam posisi yang setara dengan mata mereka. Jangan berbicara terlalu cepat dan menggunakan kata-kata yang terlalu panjang. Tunjukkan rasa cinta dan kasih sayang kita dalam setiap kata yang kita gunakan. Dengan sendirinya kita akan bisa lebih memahami pemikiran anak. Anak juga akan bisa melihat pesan yang kita sampaikan dalam cara yang penuh kasih daripada sekedar perintah yang memaksa.


  1. Ajak anak melakukan proyek seni sebagai media untuk mengekspresikan perasaannya.

Anak-anak biasanya menggunakan media seni untuk bisa menuangkan pemikiran dan perasaannya. Jika kita mau meluangkan waktu maka sebenarnya cara ini sangat efektif untuk bisa lebih memahami pemikiran anak. Cobalah mencermati setiap gambar atau coretan yang dia buat. Misalnya jika dia menggambar ayah atau ibu lebih kecil dari semua gambar lain maka ini bisa jadi pertanda adanya rasa kecewa mereka terhadap ibu atau ayah. Sedangkan jika pembantu atau pengasuh bayinya tidak ada maka ini seringkali dikategorikan sebagai bentuk kecemburuannya. Kita tidak perlu untuk menjadi seorang psikolog atau mempelajari teori pemikiran yang berbelit untuk bisa memahami pemikiran anak. Cukup luangkan waktu sejenak untuk bisa memahami arti dari lukisan yang dibuatnya.


Metode pengasuhan yang baik untuk memahami pemikiran anak adalah dengan mengajak dan melihatnya bergerak atau berdansa. Apakah gerakannya lembut atau agresif. Dari sini bisa dilihat apakah si kecil merasa gembira atau memang ada masalah yang dipendamnya. Cara lain adalah dengan mengamati saat anak berkomunikasi dengan anak lain. Disini kita hanya sebagai pengamat dan jangan memasuki ranah komunikasi mereka. Tujuan kita adalah mengetahui apakah anak mengalami masalah dengan komunikasi atau berhubungan sosial dengan sebayanya. Sekali-kali cobalah juga untuk mengajak mereka berbicara dan menuangkan idenya tentang sesuatu. Bagaimanapun juga, kita tidak akan bisa sepenuhnya memasuki dunia anak dan memahami pemikiran anak dengan menyeluruh. Oleh karena itulah cara terbaik untuk memahami pemikiran anak adalah dengan memberanikannya untuk selalu terbuka dan mau berkomunikasi dengan kita mengenai segala yang dipikirkan dan dirasakannya.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop



5 Cara Efektif Memahami Pemikiran Anak Sejak Dini

Sabtu, 18 Mei 2013

Tips Mendidik Bayi agar Percaya Diri dan Memiliki Kemampuan Sosialisasi yang Baik

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Mendidik bayi perlu untuk kita lakukan sejak dini agar kelak menjadi individu yang kuat dan memiliki nilai-nilai luhur. Nilai-nilai yang penting bagi anak nantinya antara lain rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi. Rasa percaya diri ini sendiri sangat penting untuk mendapatkan kesuksesan. Bayi tidak bisa mempelajari sendiri rasa percaya akan diri sendiri ini dan memerlukan dukungan dari orang tua. Yang paling penting dalam mendidik bayi adalah agar anak bisa mengembangkan gambaran positif mengenai dirinya sendiri. Sebuah gambaran positif disini berarti mengetahui batasan diri dan mempercayai kemampuannya sendiri. Jika kita ingin mendidik bayi agar memiliki rasa percaya diri maka kita harus menunjukkan rasa kepercayaan diri kita di depan anak. Rasa ini tidak bisa didapatkan secara turun temurun melainkan harus diciptakan dalam lingkungan sekitar anak.Petunjuk baik verbal maupun non verbal sangat penting untuk menyampaikan maksud pada si anak. Kepercayaan kita sebagai orang tua akan membuat anak bisa menghadapi tantangan dan kegiatan baru.


Saat mendidik bayi agar bisa percaya diri maka kita harus bisa menerima mereka apa adanya. Setiap kali si kecil melakukan hal yang positif maka kita harus menunjukkan rasa bangga kita. Sebaliknya jika si kecil melakukan hal yang salah maka kita juga harus mengkoreksinya tanpa berteriak kepada mereka. Hal ini diperlukan saat mendidik bayi mengenai nilai-nilai diri agar mereka bisa mengetahui bahwa tidak ada kebijaksanaan tanpa melakukan kesalahan. Si kecil akan bisa lebih banyak belajar dengan mencoba sendiri meskipun akan memakan waktu yang lebih lama dan mungkin akan mengakibatkan kekacauan.Yang kita harus lakukan adalah membantunya saat dibutuhkan namun tetap membiarkannya melakukannya sendiri. Hal ini penting dalam mendidik bayi agar kelak dia tidak akan takut dengan pengalaman baru atau  mempelajari situasi.


Biarkan bayi untuk menyelesaikan puzzle sendiri bisa membangun rasa percaya dirinya. Sebagai orang tua, berlakulah sebagai contoh yang baik karena sebenarnya mereka mempelajari sebagian besar hal dari tingkah laku kita. Saat mendidik bayi, kita sebaiknya memahami dirinya apa adanya untuk bisa membantunya membangun rasa percaya diri dengan lebih mudah. Hindari terlalu memberikan tekanan atau batasan yang mengekang karena hanya akan merusak rasa percaya dirinya. Pada kenyataannya, beberapa anak akan berlaku seperti yang kita inginkan sementara sebagian anak justru menunjukkan sebaliknya. Jika kita ingin mendidik bayi menjadi pribadi yang tangguh nantinya maka kita harus mengerti bahwa pada dasarnya si kecil hanyalah pribadi yang tidak berdosa. Kitalah sebagai orang tua yang bertanggung jawab untuk mengajari, membentuk dan memandu mereka serta menyediakan sarana agar mereka menjadi orang yang baik di masa depan.


Agar si kecil nantinya memiliki kemampuan sosialisasi yang baik maka kita bisa mencoba mendidik bayi untuk berbicara dan melibatkannya dalam membantu pekerjaan rumah. Jangan lupa juga untuk memberikan pujian positif kepada si kecil. Katakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang baik setiap kali mereka mengerjakan sesuatu yang positif. Cobalah sering menggunakan kata-kata bagus, brilian dan hebat sebagai pujian saat mendidik bayi. Pujian dengan kata-kata positif ini akan membuatnya merasa dihargai dan diakui telah melakukan hal yang baik. Jika suatu ketika si kecil melakukan kesalahan maka sebaiknya kita berkata tidak apa-apa dan dia pasti bisa melakukan hal yang lebih baik nantinya. Hindari penggunaan bahasa atau kata-kata yang buruk saat mendidik bayi. Ingat bahwa kita adalah guru bagi si kecil jadi saat kita mengucapkan kata-kata yang jelek maka si kecil akan meniru nantinya. Kembangkan kebiasaan yang baik seperti mengatakan terima kasih dan maaf.


Tips Mendidik Bayi agar Percaya Diri dan Memiliki Kemampuan Sosialisasi yang Baik


Kata tolong, terima kasih dan maaf sangat penting dalam bersosialisasi. Untuk itulah maka kita harus seringkali mengucapkannya saat kondisinya sesuai. Jika si kecil melihat kita terbiasa mengucapkannya maka dia dengan sendirinya akan menirunya. Upaya mendidik bayi terbaik adalah dengan memberikan teladan tingkah laku yang baik. Hal ini dikarenakan bayi cenderung untuk mengkopi apa yang kita lakukan padanya dan apa yang kita lakukan kepada rekan sebaya kita. Saat kita melakukan kesalahan maka sebaiknya kita meminta maaf. Meminta maaf adalah cara untuk membangun rasa empati atau kepedulian terhadap sesama. Empati ini sendiri perlu untuk ditanamkan saat mendidik bayi karena merupakan hal yang penting dalam interaksi dan komunikasi. Saat si kecil melakukan kesalahan pada temannya misalnya. Akan lebih efektif untuk mengatakan ‘Tidakkah kau lihat betapa sedihnya perasaan temanmu karenamu?’ dibandingkan sekedar berkata ‘Ayo minta maaf!’. Pilihan kata yang baik akan lebih efektif untuk mendidik bayi karena akan bisa meningkatkan rasa empati dan pada akhirnya mendorongnya untuk berbuat baik dan mau meminta maaf.


Mendidik bayi tentunya tidak terlepas dari menjaga pola komunikasi kita dengannya. Kita harus membuat program agar si kecil mau mengungkapkan apa yang dirasakannya mengenai segala hal. Kita juga harus pandai mengamati reaksi mereka terhadap dunia di sekelilingnya dan biarkan mereka tahu bahwa kita sebagai orang tua sangat terbuka terhadap pemikiran dan perasaan mereka terhadap hal apapun. Pola komunikasi seperti ini sangat baik karena kita tentunya tidak ingin si kecil tumbuh sebagai pribadi yang memendam semuanya sendiri. Disinilah pentingnya mendidik bayi untuk bisa terbuka dan berani mengkomunikasikan semua yang ada di pikirannya kepada kita sebagai orang tua. Lambat laun si kecil akan menyadari bahwa berbagi pemikiran dan perasaan akan membuatnya menjadi lebih baik.


Mendidik bayi bersosialisasi adalah dengan cara membiarkannya bermain bersama anak-anak lain. Hal ini adalah cara yang baik untuk menghilangkan rasa gugup dan kebingungan saat berada di tengah-tengah banyak orang. Mulailah dengan sebuah kelompok kecil. Hal ini bukan hanya menjadi sarana yang baik untuk mengajarkan sosialisasi pada bayi namun juga kebiasaan untuk berbagi dengan teman. Pada akhirnya si kecil akan sadar bahwa berbagi adalah hal yang baik dan anak yang baik akan melakukannya untuk menunjukkan pengertian dan penghargaannya kepada temannya. Sebenarnya masih ada beragam cara mendidik bayi yang bisa kita lakukan untuk membuatnya menjadi orang yang berkepribadian baik nantinya. Tujuan dari mendidik bayi bukanlah agar orang mengatakan betapa hebatnya kita sebagai orang tua namun agar si kecil nantinya bisa mendapatkan manfaat dari apa yang kita ajarkan saat kita tidak ada lagi ada untuk mendampingi mereka. Nantinya, mereka akan bisa mengajarkan apa yang kita tanamkan dulu saat mendidik bayi mereka.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop


5 728x90
Tips Mendidik Bayi agar Percaya Diri dan Memiliki Kemampuan Sosialisasi yang Baik

Senin, 13 Mei 2013

Tips Mendidik Bayi Supaya Pintar Sejak Dini Bagian ke 1

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Mendidik bayi supaya pintar sangat erat dengan IQ bayi. Ternyata IQ ini sendiri bisa ditingkatkan. IQ bayi sendiri diukur dengan memeriksa pencapaian perkembangannya. Pencapaian si kecil bisa dilihat dari apakah dia tersenyum, duduk, berguling dan melakukan aktivitas sesuai dengan tahapan perkembangan secara umum. Beberapa bayi bisa berkembang dengan cepat dibanding yang lain sementara beberapa justru mengalami keterlambatan. Keterlambatan ini sendiri tidak selalu diartikan sebagai masalah karena setiap bayi itu unik. Kita masih mengatasinya dengan mendidik bayi supaya pintar dengan jalan meningkatkan potensi IQnya. Jika bayi memiliki masalah dengan perkembangan maka kita bisa membantunya dengan mengajarkan bayi membaca, rangsangan visual dan meluangkan waktu lebih banyak untuk bermain. Penundaan perkembangan bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah karena rendahnya tingkat IQ. Jika ingin mendidik bayi supaya pintar maka kita bisa berusaha untuk meningkatkannya. Otak bayi berkembang melalui pergerakan dan pengalaman sejak lahir bahkan saat dia masih dalam kandungan. Saat bayi lahir dan bisa merasakan dunia di sekelilingnya maka perkembangan syarafnya menjadi berkembang pesat.


Jalur syaraf pada bayi sangat berpengaruh pada keberhasilan kita mendidik bayi supaya pintar. Jalur syaraf itu sendiri adalah suatu koneksi diantara sel-sel otak dan juga seluruh tubuh.Jika kita bisa menemukan cara untuk memperbaiki sirkuit ini maka kita akan bisa meningkatkan kemampuan dan kecerdasan bayi.  Pertumbuhan otak dan jalur syaraf sangat dipengaruhi oleh pergerakan dan juga pengalaman. Jika kita menganggap bahwa mendudukkan bayi di depan TV untuk melihat beragam video bisa menjadikannya pintar maka kita salah. Sebenarnya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan IQ bayi dan mendidik bayi supaya pintar. Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bayi antara lain adalah dengan memberikan asi, membiasakan minum air, memberikan pijatan, menelungkupkan bayi, mengajak berdansa, memutarkan musik, mengajak bayi merasakan lingkungan dan aktivitas yang berbeda. Selain itu, kita juga bisa mendidik bayi supaya pintar melalui pengajaran bahasa isyarat, melakukan gerakan senam otak, dan membatasi tv.


Hal pertama yang bisa kita lakukan untuk menunjang proses mendidik bayi supaya pintar adalah dengan memberikan asi. Ada banyak penelitian yang menunjukkan hasil bahwa bayi yang diberi asi memiliki IQ yang lebih tinggi daripada bayi yang minum susu formula. Hal ini mungkin terjadi karena adanya rangsangan yang timbul dari memeluk bayi, menyentuh dan membuat kontak mata. Berbagai rangsangan ini memungkinkan tumbuhnya jalur syaraf yang baru. Setelah bayi bisa memakan makanan tambahan maka kita bisa membuat sendiri makanan tambahan ini. Membuat sendiri akan lebih aman karena kita bisa mengontrol bahan-bahan yang digunakan. Memyediakan makanan yang sehat juga sangat penting dalam proses mendidik bayi supaya pintar. Bayi yang mendapat asupan bergizi pastinya nanti akan menjadi lebih pintar. Hal yang perlu diingat saat membuat makanan untuk bayi adalah tidak menambahkan gula dan zat tambahan apapun. Ajari bayi untuk mencintai air karena air sangat penting bagi tubuh kita untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Air juga penting bagi fungsi jalur syaraf melalui otak dan tubuh. Dengan sendirinya, memperhatikan asupan makanan dan minuman bayi sangat penting dalam mendidik bayi supaya pintar.


Tips Mendidik Bayi Supaya Pintar Sejak Dini Bagian ke 1


Sentuhan juga penting bagi perkembangan otak. Menyentuh bayi melalui pelukan dan juga pijatan pada punggung, leher, kepala, lengan dan kaki juga baik dalam mendidik bayi supaya pintar.  Membiarkan bayi tengkurap selama setidaknya 2 sampai 3 kali sehari akan berperan penting dalan perkembangannya. Dalam berbagai buku, menengkurapkan bayi akan menunjang perkembangan dari kepala, leher, punggung, penglihatan, keseimbangan dan juga perkembangan otaknya. Mendidik bayi supaya pintar tidak harus selalu dilakukan dengan aktivitas yang serius. Kita bisa mengajaknya untuk berdansa. Gerakan berputar-putar akan merangsang berbagai bagian otak, meningkatkan pusat keseimbangan, menunjang perkembangan mata dan telinga dan banyak hal lainnya. Meletakkan bayi dalam ayunan lalu memutarnya ternyata bisa membantu bayi yang memiliki keterlambatan fungsi otak. Bahkan memutar-mutar bayi dalam ayunan ternyata bisa membantu bayi yang termasuk dalam kategori keterlambatan perkembangan. Jadi bisa disimpulkan bahwa mendidik bayi supaya pintar bisa kita lakukan melalui berbagai cara dan pada usia sedini mungkin.


Irama dan ritme musik ternyata mengembangkan otak dan jalur syaraf. Bayi bahkan sudah mengenal ritme sejak dalam kandungan melalui irama dan ritme dari detak jantung dan pernapasan ibu. Mendidik bayi supaya pintar bisa kita lakukan dengan memainkan beragam jenis musik untuk bayi. Cara lainnya adalah dengan menunjukkan berbagai lingkungan yang berbeda pada bayi. Ajaklah bayi keluar seperti menginjakkan kaki telanjangnya di rumput, pergi ke pantai dan membiarkannya merasakan sensasi pasir dan ombak. Naik perahu, berenang, mengapungkan bayi di air, pergi ke hutan dan membiarkannya menyentuh pohon dan tanaman, menunggang kuda, pergi ke taman dan banyak hal lainnya bisa sangat membantu kita dalam mendidik bayi supaya pintar. Lakukan setiap kegiatan yang memungkinkan bayi untuk bisa menyentuh, merasa, mendengar, merasakan, mengingat dan bergerak. Kegiatan-kegiatan ini adalah cara terbaik dalam mendidik bayi supaya pintar untuk menumbuhkan jaringan otaknya.


Kita juga bisa mengajak bayi melakukan senam otak dalam mendidik bayi supaya pintar.Senam ini bisa kita lakukan dengan  menyentuhkan tangan kanan ke lutut kiri, menyentuhkan tangan kiri ke lutut kanan. Bagi bayi yang masih berusia dini maka kita bisa mengganti gerakan ini dengan menidurkan bayi dalam posisi terlentang dan kemudian menggerak-gerakkan tangan dan kakinya. Gerakan ini penting dalam mendidik bayi supaya pintar karena nantinya akan mendukung gerakan merangkak dan perkembangan lainnya. Bayi juga bisa menjadi lebih cerdas jika diperkenalkan pada bahasa isyarat sejak dini. Membatasi waktu menonton TV juga penting dalam mendidik bayi supaya pintar. Faktanya, kita menggunakan tv sebagai pengasuh bayi atau pengalihan perhatian si kecil agar kita bisa menyelesaikan aktivitas kita. Seharusnya kita memberikan mainan daripada membiarkan si kecil menonton tv sepanjang waktu. Bayi bahkan sudah bisa mengenali wajah dalam usia 4 minggu. Mengajarkan bahasa dan isyarat baru penting untuk dilakukan secara kontinyu. Hal ini dikarenakan bayi pada usia 12 minggu sudah bisa mengingat dan mengklasifikasikan obyek-obyek yang familiar. Dengan ini maka mendidik bayi supaya pintar sebenarnya bisa kita lakukan sejak dini.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop


5 728x90
Tips Mendidik Bayi Supaya Pintar Sejak Dini Bagian ke 1

Minggu, 12 Mei 2013

Metode Terbaik Mendidik Anak Balita Mahir Berbicara Bagian ke 2

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Cara berikutnya untuk mendidik anak balita agar mahir berbicara adalah dengan membacakan buku secara responsif dan juga membacakan cerita. Membacakan buku secara responsif berarti menghilangkan semua agenda atau kepentingan kita serta mengikuti ketertarikan anak. Biarkan bayi atau balita mengamati satu halaman selama setidaknya 5 menit jika dia ingin. Katakan dan jelaskan padanya mengenai apa saja yang kita lihat disana. Biarkan anak membolak-balik halaman, melewati beberapa halaman, melihat buku secara terbalik dan tidak menyelesaikan cerita jika inilah yang dia pilih. Percayalah pada kesiapan anak dan biarkan dia memimpin dalam aktivitas ini. Dengan cara ini kita bisa mendidik anak balita untuk mencintai buku. Anak yang mencintai buku dengan sendirinya akan mencintai bahasa. Jika kita adalah tipe orang yang kreatif maka kita bisa menceritakan cerita versi kita sendiri. Kreativitas dan imajinasi yang kita miliki memungkinkan kita untuk membuat sendiri cerita kita. Dengan demikian kita tidak akan hanya bergantung pada buku dalam mendidik anak balita untuk mahir berbicara karena bisa menciptakan ide cerita yang tak terbatas.


Mendidik anak balita agar pintar berbicara sebaiknya tidak dilakukan dengan terburu-buru. Saat membacakan cerita atau buku sebaiknya kita tidak melakukannya dengan tempo yang cepat terutama jika anak masih kecil. Jika kita membaca dengan tempo yang lebih lambat maka anak akan bisa lebih mendengarkan dan juga memahami cerita yang ada. Saat memberikan pembelajaran, kita juga harus dalam kondisi santai dan juga sabar. Pada kenyataannya, kecemasan dan kekhawatiran orang tua akan bisa dirasakan oleh si kecil. Hal ini selanjutnya akan menciptakan iklim yang tidak kondusif bagi si kecil untuk mengambil langkah perkembangan yang lebih besar. Berbicara pada dasarnya membutuhkan keberanian. Santai, tenangkan diri, sabar dan percaya pada anak. Banyak orangtua yang mendidik anak balita dengan sabar menemui bahwa kemampuan berbicara anak akan meningkat dengan signifikan.


Jangan menguji anak saat proses mendidik anak balita berlangsung. Hal yang paling diperlukan oleh anak agar bisa mulai berbicara atau melakukan hal lainnya adalah kepercayaan kita. Saat kita melakukan pengujian maka ini berarti bahwa kita tidak percaya atau menghargai anak. Menggumam adalah cara si kecil berbicara. Saat bayi atau balita menggumam maka sebenarnya mereka juga sedang berkata-kata. Metode  pendidikan yang tepat untuk mendidik anak balita yang baru bisa menggumam adalah dengan memuji keberaniannya. Katakan ‘apakah kamu sedang mengatakan pada ibu tentang kucing yang baru saja lewat sayang?’ atau ‘Ada banyak hal yang kamu katakan hari ini’. Hal ini akan jauh lebih positif untuk dilakukan dalam proses pendidikan dibandingkan dengan mengacuhkan atau malah ikut-ikutan menggumam. Tugas lain dari kita sebagai orang tua dalam mendidik anak balita agar pintar berbicara adalah dengan melakukan koreksi terhadap kesalahan anak.


Metode Terbaik Mendidik Anak Balita Mahir Berbicara Bagian ke 2


Saat anak mencoba untuk berkata-kata maka biasanya mereka akan melakukan kesalahan saat menyebutkan tentang warna, hewan dan hal-hal lainnya. Disinilah fungsi koreksi orang tua berperan penting dalam membantu mendidik anak balita agar mahir berbicara. Cara terbaik untuk melakukan koreksi adalah dengan memberikan contoh dan juga kesabaran. Dengan pola pengajaran yang sabar maka anak akan segera bisa membedakan dengan sendirinya. Sebenarnya saat masih kecil anak cenderung untuk menyebutkan sesuatu benda dan menyamakannya. Misalnya, dia akan menyebut anjing atau kucing saat melihat hewan meskipun yang dilihatnya bukanlah anjing atau kucing. Namun hal ini bukan berarti bahwa si kecil tidak mengetahui perbedaannya. Jika ada seseorang yang berasal dari negara lain mengunjungi kita tentunya kita tidak akan memberikan kritik saat dia melakukan kesalahan pengucapan karena khawatir akan bertentangan dengan norma sopan santun. Hal ini seharusnya juga kita terapkan pada si kecil saat mendidik anak balita karena mereka sedang dalam proses bekerja keras untuk menguasai suatu bahasa.


Pemikiran dan juga rasa yang menunjukkan penolakan saat si kecil mengucapkan sesuatu adalah hal yang tidak mendukung dalam proses mendidik anak balita. Contohnya jika si kecil mengatakan bahwa dia ingin mengganti popoknya kemudian kita memeriksanya dan ternyata dia tidak sedang buang air kecil maka tidak baik jika langsung mengucapkan kata-kata penolakan. Kata-kata yang tidak baik untuk diucapkan adalah dengan langsung memutus kelanjutan komunikasi dengan mengatakan  ‘kamu tidak perlu mengganti popok’. Sebaiknya kita mengganti pilihan katanya dengan mengajak si kecil berkomunikasi lebih jauh karena akan memberikan hasil yang jauh lebih baik dalam perkembangan proses mendidik anak balita. Katakan ‘jadi, apa kamu berkata bahwa kamu ingin mengganti popok?’ tunggu respon dari si kecil. Begitu dia berkata ‘ya’ maka kita bisa berkata ’aku mengerti bahwa kamu ingin melakukannya lagi karena sangat menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama seperti sedang melakukan permainan. Tapi kamu tidak sedang buang air jadi tidak perlu untuk menggantinya sekarang. Mungkin kita bisa menggantinya beberapa menit lagi’. Rangkaian kata ini jauh lebih baik dalam proses mendidik anak balita untuk mahir berbicara. Hal ini dikarenakan akan lebih menyenangkan jika kita mengajak anak untuk bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk kata-kata dan bukannya langsung menghakimi.


Kebiasaan anak lainnya yang mungkin secara tidak sadar membuat kita menghakiminya dengan cepat adalah jika dia mengatakan bahwa dia ingin makan padahal dia baru saja makan. Cara mendidik anak balita agar pintar berbicara adalah dengan menggali lebih lanjut kemampuan berbahasanya. Contoh cara mendidik anak balita untuk mengajaknya berdialog dengan baik adalah sebagai berikut. Coba tanyakan pada si kecil ‘Apa kau ingin makan lagi?’, tunggu sampai dia merespon dengan jawaban ya. Setelah itu barulah kita bisa menjelaskan bahwa dia baru saja makan. Akan lebih baik jika menunggu beberapa saat sebelum makan lagi. Saat kita mendengarkan dan menghargai dalam proses komunikasi maka si kecil akan merasa didukung untuk tetap melatih kemampuan berbicaranya. Dengan sendirinya mereka akan merasakan bahwa pemikiran, perasaan dan ide-ide mereka yang acak bisa kita terima dengan baik. Hal ini akan bisa menjadi dasar bagi rasa percaya dirinya di tahun-tahun depan kehidupannya. Karena itulah maka akan sangat baik jika kita mendidik anak balita dengan aktivitas yang positif.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop


5 728x90
Metode Terbaik Mendidik Anak Balita Mahir Berbicara Bagian ke 2

Rabu, 08 Mei 2013

Panduan Terbaik Mendidik Anak Balita untuk Disiplin Bagian ke 2

Artikel ini terwujud dari sebagian laba yang diperoleh AdoraBabyShop.Com. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para pelanggan setia AdoraBabyShop.Com, sehingga kami bisa memberikan kembali kepada para Bunda/Ayah diseluruh indonesia dalam bentuk ilmu tentang dunia kehamilan dan parenting yang bermanfaat.


Mendidik anak balita untuk disiplin sebaiknya tidak dilakukan dengan terlalu ketat karena justru akan membuat anak semakin menentang.Oleh karena itulah kita sebaiknya memberikan pilihan-pilihan dengan parameter atau ukuran yang bisa diterima. Ketika balita bersikap tidak patuh maka sebenarnya mereka mencari semacam kontrol. Memberikan pilihan-pilihan adalah salah stau cara untuk memberikan si kecil kontrol yang masih bisa sejalan dengan aturan disiplin kita. Saat mendidik anak balita untuk disiplin kita harus mengungkapkan semua permintaan dan arahan sebisa mungkin sebagai pilihan. Daripada kita hanya memerintahkan ‘kamu harus berpakaian sekarang’ maka ada baiknya jika kita ganti menjadi pertanyaan pilihan seperti ‘apakah kamu ingin memakai kaos atau celanamu dulu?’. Kedua pilihan ini membuat pilihan yang ada menjadi senyata mungkin. Selama kita memberikan pertanyaan pilihan, baiknya kita menjaga agar bahasa kita bisa dimengerti. Balita usia 2 sampai 3 tahunhanya belajar untuk mengikuti 1 atau 2 arahan, merespon pertanyaan dan mengerti kalimat negatif. Ungkapkan arahan dengan jelas saat mendidik anak balita untuk disiplin. Nyatakan arahan pada waktu tertentu dan berikan balita waktu sekitar 5 sampai 7 detik untuk memproses dan merespon apa yang kita arahkan.


Hal yang harus kita pertimbangkan saat mendidik anak balita untuk disiplin adalah membatasi penggunaan arahan dan juga pertanyaan.jangan memberikan si kecil terlalu banyak kesempatan untuk mempraktikkan tindakan ‘tidak mau mendengarkan’ dengan mempertanyakan arahan dan pertanyaan yang gagal mereka respon.Pastikan kita hanya membuat permintaan yang bisa diikuti si kecil dan juga menanyakan sebuah pertanyaan yang akan direspon dengan baik oleh balita.Nyatakan arahan dalam seuatu nada yang berkesan menghormati dan juga menyenangkan.Hindari adanya nada kemarahan dalam kata-kata kita karena akan berdampak buruk terhadap keberhasilan kita mendidik anak balita untuk disiplin. Jika kita memperlihatkan adanya nada kemarahan maka balita kita justru hanya akan menerimanya sebagai pembenaran dan dia akan menirunya saat berbicara. Pemilihan nada yang benar sangat berpengaruh saat kita mendidik anak balita untuk disiplin. Hal ini dikarenakan anak-anak biasanya akan lebih suka untuk mengikuti arahan saat nadanya terdengar positif.


Panduan Terbaik Mendidik Anak Balita untuk Disiplin Bagian ke 2


Jadilah individu yang tulus dan apa adanya saat mendidik anak balita untuk disiplin. Tunjukkan apa yang kita ingin agar balita lakukan dengan menggunakan kata-kata seperti “Saya ingik kamu’ daripada pilihan kata ‘kamu harus’ untuk menghindari adanya potensi penentangan dalam respon anak seperti ‘Tidak, aku tidak ingin’.Hal ini adalah jenis pembelajaran yang baik bagi balita dan juga bagi kita sebagai orang tua. Faktanya, anak usia 2 tahun mulai bersikap independen dimana dia merasa berhak untuk menolak dan menentukan pilihannya sendiri. Selalu memberikan tindakan lanjutan terhadap setiap arahan yang kita berikan adalah cara mendidik anak balita untuk disiplin yang tepat. Misalnya, jika si kecil tidak mau berpakaian dan malah asyik bermain dengan mainannya maka kita bisa mengatakan ‘Berpakaianlah dulu sayang baru kemudian kamu bisa bermain dengan bonekamu’. Contoh arahan dan pernyataan konsekwensi yang benar dalam mendidik anak balita untuk disiplin adalah ‘Jika kamu meletakkan mainan di mulutmu lagi maka ibu akan mengambilnya’. Jika si kecil mematuhinya maka kita bisa mengungkapkan pujian seperti “Terima kasih sudah melakukan seperti yang sudah ibu katakan’. Pujian ini penting agar si kecil bisa meneruskan sikap positif ini.


Memberikan informasi akan memungkinkan kita untuk berkomunikasi dalam cara yang tidak akan mengakibatkan balita menolak. Hal ini patut kita coba dalam proses mendidik anak balita untuk disiplin. Saat kita memberikan informasi seperti ‘Ini saatnya untuk berganti baju’ atau ‘Ibu akan sangat senang jika kamu berganti baju’ maka kita berharap bahwa balita akan mendapatkan pesan dari informasi yang kita sampaikan. Tidak hanya itu, informasi ini juga menunjukkan keinginan kita pada balita kecil kita untuk merubah kebiasaannya dengan sendirinya. Kita juga bisa mendidik anak balita untuk disiplin dengan cara yang lebih baik dengan membiarkan si kecil bermain lebih lama, memberikan pilihan, menggunakan sistem hadiah dan memberikan pesan konsekwensi jika si kecil tidak mendengarkan.Pendidikan dengan cara ini akan bisa membuat si kecil merasa tidak tertekan dan bisa memilih tanpa paksaan. Cara mendidik anak balita untuk disiplin yang efektif lainnya adalah dengan menjadi contoh yang baik. Kita bisa menjadi contoh pendengar yang baik dengan menunjukkan bahwa kita mendengarkan si kecil untuk meniru dan merefleksikan kembali apa yang dikatakan oleh balita.


Gunakan permainan dan bahasa yang menyenangkan untuk mengajarkan si kecil mendengar.Misalnya jika kita ingin mengingatkan si kecil untuk memakai baju maka kita bisa melakukan permainan tanpa mengatakan dengan langsung agar si kecil berpakaian. Kita bisa mengajaknya berlomba dnegan boneka kesayangannya untuk berganti baju dan yang paling cepat bisa mendapatkan hadiah. Ini adalah metode mendidik anak balita untuk disiplin yang efektif daripada sekedar memaksakan si kecil untuk melakukan apa yang kita inginkan.Sikap penolakan balita memang akan sulit untuk diatasi. Meski demikian bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Yang terpenting adalah menghindari tindakan keras atau mengkritiknya karena hanya akan membuat sikapnya menjadi semakin buruk. Kritik yang terlalu berlebihan juga bisa merusak harga diri anak dan pastinya tidak akan membantu kita dalam mendidik anak balita untuk disiplin. Tetaplah tenang dan selalu mengingat bahwa ketidak patuhan adalah hal yang snagat normal mengingat perkembangan usia anak yang semakin dewasa. Semua penolakan ini hanyalah bagian dari perkembangan balita menjadi individu yang unik dan spesial. Oleh karena itulah, cara mendidik anak balita untuk disiplin yang paling tepat adalah dengan memberikan pengajaran lewat aktivitas yang positif.


By Desi Purbi.


Follow us at:
http://www.facebook.com/Adorababyshop
http://www.twitter.com/Adorababyshop


5 728x90
Panduan Terbaik Mendidik Anak Balita untuk Disiplin Bagian ke 2